Jumat, 21 Oktober 2011

MEDIA PENGAJARAN

GLOBE DAN PETA

SEBELUMNYA TERIMA KASIH SAYA UCAPKAN KEPADA PARTISIPASI REKAN_REKAN YANG MEMBERIKAN KEMUDAHAN DALAM MENCARI ILMU DI ON_LINE SEHINGGA TERCIPTA MEDIA INI:


MAKALAH
MEDIA PEMBELAJARAN
GLOBE DAN PETA TIMBUL

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

MURSAL AZIZ
310927052
(PAI-1/ SEM. V)



PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN - 2O11






KATA PENGANTAR
            Puji Syukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah swt. Dzat yang mengetahui segala ilmu yang tidak diketahui oleh makhluk-Nya. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan ke pangkuan baginda Rasulullah saw. Semoga kita mendapat kan syafa’atnya di akhirat kelak.
            Selanjutnya makalah ini kami susun bersama, bertujuan untuk memenuhi tugas pembuatan makalah MEDIA PEMBELAJARAN dan tentunnya untuk menambah wawasan kita dalam megarungi dunia ilmu pegetahuan serta mendukung kehidupan perkuliahan, khususnya matakuliah MEDIA PEMBELAJARAN. Pada kesempatan ini, kami dipercayakan untuk membahas dan mengupas ilmu mengenai Media pembelajaran Globe dan Peta timbul. Dengan tujuan kita dapat mengetahui, mengerti dan mendalami apa hal-hal yang berhubungan dan berkaitan dengan Media pembelajaran Globe dan Peta timbulitu termasuk kelebihan dan kekurangan sistem yang dipakai.
            Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua, khususnya pemakalah dan para pembaca serta penyusun makalah ini pada umumnya. Terima kasih kami ucapkan atas segala perhatian pembaca yang telah meluangkan waktunya, dan kami mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini. Untuk itu, kritik dan perbaikan dari pembaca akan kami terima dengan senang hati dan terima kasih.
                                                                                                         
                                                                                    Medan,  Oktober, 2011
                                                                                   
Peyusun





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                                                                                                i
DAFTAR ISI                                                                                                             ii
BAB I  : PENDAHULUAN                                                                                      1
BAB II: MEDIA PEMBELAJARAN GLOBE DAN PETA TIMBUL                   2
A. MEDIA PEMBELAJARAN                                                                 2
B. GLOBE                                                                                                   5
C. PETA TIMBUL                                                                                      6
BAB III: PENUTUP                                                                                                  11
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                            12



BAB I
PENDAHULUAN
Menurut paradigma behavioristik, belajar merupakan transmisi pengetahuan dari expert ke novice. Berdasarkan konsep ini, peran guru adalah menyediakan dan menuangkan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Guru mempersepsi diri berhasil dalam pekerjaannnya apabila dia dapat menuangkan pengetahuan sebanyak- banyaknya ke kepala siswa dan siswa dipersepsi berhasil apabila mereka tunduk menerima pengetahuan yang dituangkan guru kepada mereka. Praktek pendidikan yang berorientasi pada persepsi semacam itu adalah bersifat induktrinasi, sehingga akan berdampak pada penjinakan kognitif para siswa.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai media pendidikan berupa peta (timbul) dan globe. Peta (timbul) dan globe merupakan suatu media pendidikan yang dapat membantu proses belajar mengajar supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Peta  dan  globe  dirancang  untuk  menunjukkan  hubungan dan  menyatakan  data  lokasi. Dalam  membaca  peta  dan  globe kita harus mampu berpikir tentang arti garis, warna, dan simbol-simbol  lainnya. Peta dan globe pada umumnya berisi  informasi tentang keadaan permukaan bumi (daratan, gunung, sungai, dan perairan  lainnya),  tempat,  arah,  dan  jarak  satu  sama  lain,  data budaya  dan  kemasyarakatan,  serta  ekonomi.
Pada makalah ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan globe dan peta (timbul) sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran globe dan peta (timbul) ditinjau dari sejarah, fungsi, penggunaan dan hal-hal yang berkaitan dengan kedua media tersebut yang dianggap perlu untuk dibahas. Semoga makalah ini memberikan pemahaman dalam menggunakan peta (timbul) dan globe sebagai media pembelajaran.








BAB II
MEDIA PEMBELAJARAN GLOBE DAN PETA TIMBUL
A. MEDIA PEMBELAJARAN
Kata media berasal dari bahasalatin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara ( ﻮﺴﺎﺌﻞ ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[1] S. Gerlach dan P. Ely dalam bukunya Teaching and Media (1971) memberikan dua makna tentang media pembelajaran, yakni arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas media pembelajaran berarti orang, material, kejadian yang dapat menciptakan kondisi, sehingga memungkinkan pelajar dapat pengetahuan, keterampilan atau sikap yang baru. Sedangkan dalam arti sempit media pembelajaran berarti grafik, potret, gambar, alat-alat mekanik, elektronik yang dipergunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi visual atau verbal. [2]
Menurut Rahadi Aristi media umumnya adalah segala sesuatu yuang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.[3] Terdapat berbagai cara di dalam merinci macam-macam media, misalnya, membagi media menjadi tiga kharakteristik: media grafis, media audio,  dam  media  proyeksi  diam.  Termasuk  media  grafis  misalnya:  gambar/foto, sketsa,  diagram,  bagan/chart,  grafik,  kartun,  poster,  peta  dan  globe,  papan  buletin, papan  flanel. Media  audio misalnya:  radio,  alat  perekam  pita magnetic,  laboratorium bahasa. Media proyeksi diam misalnya:  film bingkai,  film  rangkai, media  tranparansi. Media auidiovisual seperti film, televisi, video, multi media, dansebagainya.[4]
Pengertian media instruksional adalah sarana komunikasi yang digunakan dalam proses belajar-mengajar untuk mencapai tujuan instruksional yang efektif dan efisien melalui perangkat keras maupun lunak”.[5] Media instruksional merupakan alat bantu mengajar yang termasuk dalam komponen metodologi penyampaian pesan untuk mencapai tujuan instruksional.[6] Dengan melihat pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa media instruksional merupakan media yang dipergunakan dalam proses instruksional (belajar-mengajar), untuk mempermudah pencapaian tujuan instruksional yang lebih efektif dan memiliki sifat yang mendidik. Hingga menurut Sudjana dan Rivai, klasifikasi media instruksional meliputi media grafis, media fotografi, media proyeksi, media audio dan media tiga dimensi.
Ada  4  klasifikasi  media pengajaran yaitu :
a.  Alat-alat  visual  yang  dapat  lihat  misalnya  filmstrip,  transparansi, micro  projection,  papan  tulis,  buletin  board,  gambar-gambar, illustrasi, chart, grafik, poster, peta dan globe.
b.  Alat-alat  yang  bersifat  auditif  atau  hanya  dapat  didengar misalnya  : phonograph  record,  transkripsi  electris,  radio,  rekaman  pada  tape recorder.
c.  Alat-alat  yang  bisa  dilihat  dan  didengar, misalnya  film  dan  televisi,benda-benda  tiga  dimensi  yang  biasanya  dipertunjukkan,  misalnya  :model, spicemens, bak pasir, peta electris, koleksi diorama.
d.  Dramatisasi,  bermain  peranan,  sosiodrama,  sandiwara  boneka,  dan sebagainya.[7]
Pengklafikasian media belajar yang paling populer, barangkali adalah yang dikemukakan oleh Edgar Dale. Dalam usaha  memanfaatkan media sebagai alat bantu ini Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkret ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemuduan dikenal dengan nama kerucut pengalaman (cone of experience) dan pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu apa yang paling sesuai untuk pengalaman belajar tertentu.[8] Edgar Dale (1996) mengemukakan jenis media yang terkenal dengan istilah kerucut pengalaman (the cone of experience) yaitu: 1) pengalaman langsung; 2) pengalaman yang diatur; 3) dramatisasi; 4) Demonstrasi; 5) Karyawisata; 6) Pameran; 7) gambar hidup; 8) rekaman, radio, gambar mati; 9) lambang visual; 10) lambang verbal.
Mulyono membagi media menjadi  enam  kelompok:  media  visual (gambar/foto,  sketsa,  diagram,  chart,  grafik,  kartun,  poster,  peta  dan  globe);  media audio  (radio,  tape, dsb); media  audio  visual  (film,  televisi,  video, dsb); display media (papan tulis, papan flanel, dsb); print media (cetakan, buku, majalah, dsb); pengalaman sebenarnya dan tiruan (karya wisata, dramatisasi, simulasi, dsb).
Media pendidikan yang disebut Audio Visual Encyclomedia of education Reseach memiliki fungsi dan nilai sebagai berikut :
1. Meletakkan dasar-dasar kongkrit untuk berpikir
2. Memperbesar perhatian jiwa
3. Membuat pelajaran lebih mantap
4. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menimbulkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan para siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran teratur dan kontinyu
6. Membantu tumbunhya pengertian membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7. Sangat menarik minat siswa dalam belajar.
Manfaat media dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehhhingga kegiataaan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Tetapi secara khusus ada bebrerapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton mengidentiiifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diperagakan setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
3. Proses pembelajaran lebih interaktif
4. Efisiensi dalam Waktu dan Tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.
8. Mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif. [9]




B. GLOBE
Abdullah Muhammad al-Idrisi Ash-Sharif dikenal sebagai Kartografer dan Geografer, Ilmuwan kelahiran Ceuta, Maroko tahun 1100, juga dikenal dengan nama singkat al-Sharif al-Idrisi al-Qurthubi. Orang Barat menyebutnya dengan nama Edrisi atau Dreses, dia berhasil membuat globe pada tahun 1154. Sebagai geographer yang meyakini bumi ini bulat, al-Idrisi secara gemilang membuat globe dari perak. Bola bumi yang diciptakannya itu memiliki berat sekitar 400 kg..
Adapun beberapa fungsi Globe, antara lain:
a.  Menunjukan Bentuk Bumi yang Sesungguhnya
b.  Menirukan Rotasi Bumi
c.  Menunjukan Garis Lintang dan Garis Bujur
d.  Mencari Informasi Geografi pada Globe.
Cara penggunaan globe kalau globenya ringan adalah sebagai berikut:
1.  Pegang gagang dengan kuat dan mantap dengan tangan kiri
2.  Diangkat  di atas bahu kiri, kalau berat di letakkan di atas meja.
3.  Letakkan posisi globe yang benar  (o derajat  sampai dengan 180 derajad) belahan bumi timur berada di sebelah kanan kita dan (180 derajat sampai dengan 0 derajad ) belahan bumi selatan berada dikiri kita berdiri.
4.  Diputar dengan satu jari saja (telunjuk) berlawanan dengan arah jarum jam
5.  Memutar  dengan  pelan-pelan.  Jika  globenya  berat    cukup  diletakkan  diatas meja yang agak tinggi di depan kelas, untuk penggunaan sama dengan diatas.
6.  Penyimpanannya  :  globe  dimasukkan  kedalam  plastik  yang  tembus  pandang
supaya globe bisa dilihat dan  tidak debuan.
Globe  banyak  digunakan  untuk  mempelajari  geografi  karena  memiliki beberapa kelebihan, sebagai berikut:
a.  Mempunyai bentuk yang menyerupai bumi sebenarnya.
b.  Memiliki skala konstan, jarak dan luas bumi yang benar.
c.  Letak astronomis maupun geografis mudah dipelajari karena garis  lintang dan garis bujur pada globe lebih lengkap.
d.  Mudah mempelajari pembagian daerah iklim
e.  Menggambarkan kedudukan bumi yang miring terhadap ekliptika dengan sudut 66 ½  derajat.
Mencari informasi geografi pada globe sama saja dengan mencari informasi pada peta dan atlas, yaitu menggunakan garis lintang dan garis bujur. Bedanya, dalam globe garis  bujur  dan  garis  lintang  bentuknya  melengkung.  Globe  yang  baik  dan  lengkap banyak memuat informasi geografis yang mudah dipelajari, antara lain:
a.  Letak astronomis dan letak geografis suatu wilayah di permukaan bumi.
b.  Adanya perbedaan daerah waktu dunia berdasarkan banyaknya rentang garis bujur.
c.  Adanya pembagian daerah iklim dunia berdasarkan garis lintang.
d.  Penyebaran bentang alam di permukaan bumi
e.  Gerakan  perputaran  bumi  pada  porosnya  yang  menyebabkan  adanya  perubahan siang dan malam.

C. PETA (TIMBUL)
Menurut ICA (Internasional Cartographic Assosiation) peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak  yang dipilih dari permukaan bumi atau benda-benda angkasa. Peta merupakan gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai kenampakannya pada suatu bidang datar yang diperkecil menggunakan skala tertentu.[10] Pada  awal  abad  ke  2  (87M  -150M), Claudius  ptolomaeus mengemukakan mengenai pentingnya peta. Kumpulan dari peta-peta karya Claudius ptolomaeus dibukukan dan diberi nama “ Atlas ptolomaeus”. Ilmu yang membahas mengenai peta adalah kartografi.
Istilah peta dalam bahasa Inggris disebut map. Kata itu berasal dari bahasa Yunani mappa  yang  berarti  taplak  atau  kain  penutup  meja.  Peta  dapat  diartikan  sebagai gambaran  seluruh  atau  sebagian  dari  permukaan  bumi  yang  diperkecil  pada  sebuah bidang datar  atau diproyeksikan dalam dua dimensi dengan metode dan perbandingan tertentu. Gambar yang ada pada peta merupakan informasi geografis yang berhubungan dengan  bentuk  wilayah  beserta  kenampakan  alam  atau  budaya,  misalnya;  sungai, gunung, danau, rawa-rawa, laut, batas wilayah, perkampungan, kota, jalan raya dan lain-lain).

BAB III
KESIMPULAN
Para ahli pendidikan dan pengajaran berpendapat bahwa media sangat diperlukan pada  pendidikan. Pendidik akan banyak membantu anak didik dengan mengembangkan semua indera yang ada, yakni dengan mendengar, melihat, meraba, memanipulasi, atau mendemonstrasikan dengan media yang dapat dipilih.
Globe dan peta timbul adalah media pembelajaran tiga dimensi yang dapat membantu proses belajar mengajar, supaya dapat memudahkan dalam meraih tujuan pembelajaran. Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Secara khusus peta dan globe memberikan informasi tentang :
1. Keadaan permukaan bumi, daratan, sungai sungai, gunung-gunung, dan bentuk – bentuk daratan serta perairan lain nya;
2. Tempat- tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang lain;
3. Data- data budaya dan kemasyarakatan separti populasi atau pola bahasa/adat istidat,
4. Data- data ekonomi, seperti hasil pertanian, industry atau perdagangan internasional.
Selain itu, kelebihan lain dari peta dan globe, di pakai sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar adalah:
1. Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah kepulauan dan lain lain;
2. Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh- pengaruh geografis; Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi penduduk, tumbuh- tumbuhan dan kehidupan hewan, serta bentuk bumi yang sebenarnya.
 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Inspirasi Kisah Alquran

Inspirasi Kisah Alquran: Nilai Pendidikan Islam dari Kisah Keluarga Nabi Adam as. dan Nabi Ibrahim as. Penulis: Dr. Mursal Aziz, M.Pd.I, H....