- Rasulullah saw. sang pendidik dalam al-Qur’an dan hadits
Eksistensi
dan posisi Rasulullah saw. sebagai sang educator (pendidik, pengajar, guru)
bagi seluruh manusia telah banyak diungkapkan di dalam Al-Qur’an dan hadits,
anatara lain seperti firman Allah swt. yaitu:
uqèd Ï%©!$# y]yèt/ Îû z`¿ÍhÏiBW{$# Zwqßu öNåk÷]ÏiB (#qè=÷Ft öNÍkön=tã ¾ÏmÏG»t#uä öNÍkÏj.tãur ãNßgßJÏk=yèãur |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur bÎ)ur (#qçR%x. `ÏB ã@ö6s% Å"s9 9@»n=|Ê &ûüÎ7B ÇËÈ
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan
mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.[1]
Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah saw.
bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak
mengutusku sebagai orang yang menyusahkan dan merendahkan orang lain. Akan
tetapi, allah mengutusku sebagai seorang pengajar dan member kemudahan (dalam
hal apapun)” (HR. Imam Muslim).
- Fakta sejarah atas kesempurnaan pengajaran Rasulullah saw.
Rasulullah
saw. merupakan sosok yang tentunya lebih mulia dibandingkan dengan tokoh-tokoh
pendidikan yang lain yang telah popular dalam menggagas dunia dan sejarah
pendidikan. Melalui pengajaran dan pendidikan yang beliau praktekkan kemudian
lahirlah generasi para sahabat dan tabi’in. Kesuksesan pengajaran beliau dapat
dilihat dari perubahan dan transformasi pengetahuan yang mereka alami setelah
mereka belajar kepada Rasulullah saw. Para sahabat adalah saksi dan bukti hidup
atas keagungan pengajaran dan pendidikan beliau. Oleh karena itulah, seora
ulama pernah menyatakan: “Andai Saja
Rasulullah saw. tidak mempunyai mukjizat kecuali para sahabat, maka
sesungguhnya status kenabian beliau telah dikokohkan dengan eksistensi mereka”.
- Keseriusan Rasulullah saw. dalam membasmi kebodohan dan ultimatumnya bagi orang yang melalikan proses belajar megajar
Berdasarkan
karakter pengajaran rasulullah, maka bukanlah perkara yang aneh jika banyak
orang yang menaruh perhatian dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan mendalami
agama, sehingga dalam waktu yang relatif singkat beliau akhirnya berhasil
menciptakan suasana dan semangat belajar-mengajar yang kondusif di
tengah-tengah masyarakat.
Banyak dalil
dalam Al-Qur’an dan Hadits yang membuktikan Rasulullah dan Islam untuk membasmi
kebodohan, seperti hadits yang disampaika Rasulullah dalam sabdanya: “Mencari ilmu adalah wajib hukumnya bagi
setiap muslim”. Di dalam Al-Qur’an Allah swt. berfirman:
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt ÇÎÈ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia
Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.[2]
- Kesempurnaan pengajaran dan perilaku Rasulullah saw.
Rasulullah
di satu sisi punya predikat sebagai seorang yang ummi, namun di satu sisi yang
lain Allah telah menganugrahi beliau ilmu pengetahuan yang tidak pernah
dimiliki oleh siapa pun sebelumnya. Allah telah menyempurnakan nikmat-Nya
kepada beliau dengan memberinya keperibadian tunggal, insklusif dan tidak
dimiliki orang lain, sebagaimana difirmankan Allah dalam ayat:
wöqs9ur ã@ôÒsù «!$# y7øn=tã ¼çmçGuH÷quur M£Jolm; ×pxÿͬ!$©Û óOßg÷YÏiB cr& x8q=ÅÒã $tBur cq=ÅÒã HwÎ) öNåk|¦àÿRr& ( $tBur tRrÛØo `ÏB &äóÓx« 4 tAtRr&ur ª!$# øn=tã |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur yJ©=tãur $tB öNs9 `ä3s? ãNn=÷ès? 4 c%x.ur ã@ôÒsù «!$# y7øn=tã $VJÏàtã ÇÊÊÌÈ
“Sekiranya bukan Karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu,
tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. tetapi
mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat
membahayakanmu sedikitpun kepadamu. dan (juga karena) Allah Telah menurunkan
Kitab dan hikmah kepadamu, dan Telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu
ketahui. dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.”[3]
- Kecaman Rasulullah saw. terhadap ilmu pengetahuan yang tidak bermanfaat
Zaid bin Arqam ra. Berkata
“Rasulullah saw. selalu memohon kepada Allah dalam do’anya:
“Ya Allah,
sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari Ilmu yang tidak bermanfaat, dan hati
yang tidak khusyu’, dan dari jiwa yang tidak pernah puas dan dari do’a yang
tidak terkabulkan.”
- Potret sekilas tentang pengajaran Rasulullah saw.
Kepribadian
(sifat dan karakteristik) pengajaran yang dilakukan Rasulullah saw. mentransformasikan nilai-nilai positif
dan mentransmisikan ajaran agama kepada ummat manusia. Dalam diri Rasulullah
saw. sungguh terdapat sifat-sifat terpuji, seperti rasa balas kasihan, kasih
sayang, menyukai kemudahan, santun kepada orang lain, senantiasa mencari
kebaikan serta berusaha dalam setiap kesempatan untuk mencurahkan ilmu
pengetahuan dan kebaikan kepada orang lain. Hal ini juga direkam dalam
Al-Qur’an yaitu:
ôs)s9 öNà2uä!%y` Ñ^qßu ô`ÏiB öNà6Å¡àÿRr& îÍtã Ïmøn=tã $tB óOGÏYtã ëÈÌym Nà6øn=tæ úüÏZÏB÷sßJø9$$Î/ Ô$râäu ÒOÏm§ ÇÊËÑÈ
“Sungguh Telah datang kepadamu seorang Rasul dari
kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap
orang-orang mukmin”.[4]
- Karakteristik keutamaan akhlak dan watak Rasulullah saw. sebagai guru dan sisi kepribadiannya yang universal
Rasulullah saw. merupakan
sosok guru yang profesional dalam setiap jengkal perjalanan hidup beliau,
pemikiran, akhlaq, amal perbuatan, interaksi dengan orang lain, perkataan,
ekspresi, serta pengalamannya. Dalam Al-Qur’an allah swt. berfirman:
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_öt ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. ÇËÊÈ
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.[5]
Idealnya setiap manusia (sebagaimana Rasulullah saw.)setidaknya memiliki
empat aspek kesempurnaan di dalam dirinya, yaitu:
- Kesempurnaan bentuk penciptaan;
- Kesempurnaan akhlaq;
- Kesempurnaan perkataan; dan
- Kesempurnaan perilaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar